Mata

Tatapan mata itu kerapkali tertuju kepada saya. Tujuan utamanya satu, menjaga dan memastikan, bahwa saya, pemilik yang dikasihinya, aman terlindung dan tetap utuh di dalam segala aktivitas yang saya jalani. Ke mana saya melangkah, mata itu mengawasi dari dekat maupun dari kejauhan. Di mana saya duduk, di situ dia ada, mengarahkan tatapan matanya, untuk memastikan bahwa saya baik-baik saja, baru kemudian dia memejamkan mata atau melakukan kegiatan lain sesuka hatinya. Bahkan menjelang ajalnya, ketika sakit parah sedang menggerogoti tubuh tuanya, masih saja tatapan mata yang serupa mengiringi langkah saya, dalam keterbatasan fisiknya. Mata itu adalah mata hewan peliharaan saya, seekor anjing yang loyalitasnya tak terkalahkan oleh siapapun. Dia berusaha menjaga dalam pengabdiannya yang tertinggi, tetapi dia tidak abadi. Masanya tiba, dia menyelesaikan tugas. 

 

Jauh melebihi keterbatasan manusia atau hewan, ada mata yang maha sempurna, yang mengawasi orang jahat dan orang baik (Ams 15:3). MataNya tidak saja mengamati, tetapi menguji ketulusan dan kemurnian hati anak-anak manusia (Maz 11:4). Satu hal yang sangat menyejukkan, mata ini adalah mata yang penuh kasih, tertuju kepada orang-orang benar, bersiap untuk memberikan pertolongan, yang tidak pernah terlambat: “Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat” (1 Pet. 3:12). Kita aman terpelihara, dalam penjagaan, pengawasan, dan perlindungan Tuhan, yang menempatkan kita sebagai biji mataNya sendiri. 

 

Mata manusia, siapapun dia, kendati dengan cinta yang besar dan kasih sayang yang berlimpah, ada batasnya. Mata hewan penjaga yang paling setia dan waspada sekalipun, tetap terbatas masanya. Namun, mata Tuhan yang menjagai dan mengawasi kita, adalah jaminan abadi dari suatu wujud perlindungan yang sempurna dan utuh, dari kekekalan sampai kepada kekekalan. Terpujilah Tuhan yang tak terbatas, dan yang tak pernah dapat dibatasi oleh apapun dan siapapun. Arahkan mata kita hanya kepadaNya, karena dari Tuhanlah datang pertolongan yang tak terpikirkan oleh akal budi kita dan tak terselami oleh pemikiran kita.

16 Oktober 2015